Sleman (27/8) – Sejumlah tujuh reporter terbaik LDII News Network (LINES) DIY yang merupakan kelompok kerja (Pokja) Biro Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPW LDII DIY mengikuti pelatihan jurnalistik. Berlangsung di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, pelatihan digelar Departemen KIM DPP LDII selama dua hari pada Sabtu-Minggu, 27-28 Agustus 2022.
Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D. dalam arahannya meminta para peserta perwakilan DIY untuk menyerap semua ilmu yang disampaikan. “Jangan ngantuk, semua ilmu supaya dicatat dan diserap dengan seksama agar bisa disampaikan kepada jurnalis LINES DIY lainnya,” pesannya.
Atus berharap, pelatihan ini menjadi jembatan untuk mengembangkan jurnalistik LDII di DIY, sehingga sumberdaya manusianya juga perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Di samping itu, para peserta akan bertemu dengan perwakilan masing-masing daerah se-Jawa dan Bali, Atus berpesan agar memperluas perkenalan, karena akan memberikan manfaat bagi diri sendiri dan perkembangan jurnalistik di DIY.
Adapun peserta pelatihan jurnalistik merupakan perwakilan LINES dan KIM DPD, DPW serta pondok pesantren LDII se-Jawa dan Bali. Pelatihan bertemakan ‘Membangun Jejaring Komunikasi dan Informasi untuk Memberitakan Kontribusi LDII dalam Gerakan Masyarakat Madani’.
“Pelatihan jurnalistik diharapkan menjadi jawaban menghadapi era disrupsi, KIM dan LINES bisa bertugas secara profesional dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso.
Pasalnya, kemajuan teknologi digital semakin masif dan tak terbendung, “Pada era media dengan teknologi digital saat ini, dampak positif dan negatif kita terima. Mari kita susun strategi dalam memanfaatkannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, kemajuan teknologi digital ini pun dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah dan informasi positif. “Media sosial kita pakai untuk menyiarkan kebaikan, dakwah, maupun amar ma’ruf bil hal,” tuturnya. Dengan ini, harapannya dampak negatif dapat diminimalisir.
KH. Chriswanto menargetkan, melalui kegiatan ini kuantitas dan kualitas pemberitaan mengenai kegiatan-kegiatan LDII dapat meningkat. Namun, beberapa hal perlu dicermati, seperti harus dalam koridor NKRI dan nilai-nilai agama. “Juga jangan lupakan moralitas dan etika, ini penting bagi reporter,” tambahnya.
Seirama dengan KH. Chriswanto, Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah KH. Sunarto mengungkapkan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk perjuangan agama era ini, di mana toleransi beragama masih menjadi isu sensitif. “Pemberitaan yang baik dan santun dapat menegasikan stigma negatif akan keyakinan tertentu di masyarakat, sehingga diharapkan kerukunan dalam umat beragama semakin meningkat,” jelasnya.
Maka dari itu, kontribusi LINES dalam hal ini sangatlah krusial. Pelatihan dan pengalaman kru yang bertugas menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. “Kerja LINES memang bikin capek, maka harus ajak generus dan sukseskan regenerasi,” pesan Ketua Departemen KIM DPP LDII Rully Kuswahyudi.
Pelatihan jurnalistik ini merupakan kelanjutan dari pelatihan jurnalistik tingkat dasar yang digelar secara hybrid pada awal tahun 2022 lalu. Peserta dilatih secara khusus yang terbagi menjadi 3 kelas, yakni Kelas Jurnalistik Tulis (menulis berita tulis dan foto jurnalistik), Kelas Jurnalistik Televisi (foto, video, dubbing, dan menulis skrip TV), serta Kelas Media Sosial.