Rusak Generasi Penerus, Ketua LDII DIY Tolak LGBT

Yogyakarta (25/5) – Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin merespon pengibaran bendera pelangi untuk peringati Hari Antihomofobia oleh Kedutaan Besar Inggris di Jakarta pada 17 Mei lalu. Atus menilai, keberadaan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) merusak banyak sendi-sendi kehidupan.

Pasalnya, mencetak generasi penerus yang profesional religius bukanlah pekerjaan yang mudah. Prosesnya sejak usia dini atau caberawit agar memantaskan dirinya masing-masing menjadi calon suami sholih atau istri sholihah.

Pembinaan ini terus berlanjut dan intensif hingga persiapan serius menuju jenjang pernikahan. Orang tua harus bahu membahu dengan para pihak seperti kiai, ulama/mubaligh, pengurus masjid, dan pakar pendidik. Semuanya memerlukan atmosfer pembinaan generasi penerus yang kondusif.

“Belum bicara agama Islam, baru menurut logika saja, bagaimanakah kondisi psikis anak yang saat besar/dewasa menjumpai kedua orang tua lelaki semua atau perempuan semua? Mungkinkah ikatan emosional kedua orang tua bisa sangat dekat bila anaknya hanyalah anak angkat (bukan anak biologis) sesungguhnya?” tandas Atus.

Disebutkan Atus, Islam telah mengatur segala sesuatunya di alam ini dengan sangat indah, berkat Allah Maha Mengetahui Segalanya. Yang dirasa baik oleh manusia belumlah tentu baik bagi umat, seperti yang diinginkan oleh kaum LGBT.

“Saya pun menyarankan seyogyanya para tokoh masyarakat bersama para alim ulama dalam Rukun Tetangganya masing-masing segera mengidentifikasi yang terindikasi LGBT. Lalu memberikan pemahaman kepadanya mengenai tata kehidupan yang sebenarnya dan tuntunan ajaran agama yang hakiki. Jangan sampai terlambat, sebelum mereka terjebak semakin dalam,” harapnya.

Keprihatinan juga datang dari Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto. Menurutnya, agama samawi terutama Islam, melarang praktik LGBT, “Alquran menjelaskan dengan terang-benderang bahkan diulang-ulang kisah itu, bukan hanya dalam satu surat tapi beberapa surat. Artinya, agama Islam melarang sangat keras praktik LGBT,” tegasnya.

KH Chriswanto menyebut umat Nabi Luth yang mempraktikkan LGBT, disebut dalam Alquran sebagai orang yang melewati batas atau fasik. Dengan penyebutan itu, bagi mereka yang percaya pada hari pembalasan, mereka yang mempraktikkan LGBT menerima konsekuensi atas perbuatannya, “Umat Nabi Luth mengalami siksa yang pedih berupa lemparan batu panas, dan tanah tempat mereka berpijak dibalik oleh Allah, seperti sebuah bencana besar,” ulasnya.

KH Chriswanto mengingatkan, peringatan kepada penganut LGBT atau mereka yang gemar berzina sudah jelas, dengan adanya penyakit yang menyerang kelamin, “Beragam penyakit kelamin, salah satunya HIV/AIDS yang paling sulit disembuhkan. Semua itu jadi pertanda, bahwa penyimpangan atas perintah Allah membawa konsekuensi sosial dan pribadi,” imbuhnya.

Dalam pandangannya, LGBT merupakan hak individu, namun kebebasan individu yang bertentangan dengan agama dan norma budaya tak pantas untuk dijalankan, “Itu adalah hawa nafsu yang harus dijauhi, karena risikonya besar,” ujarnya.

Menurutnya, penganut LGBT juga dapat merusak bangsa kejiwaan generasi masa depan, “Anda bisa membayangkan, penganut homoseksual yang kebanyakan mengadopsi anak, apakah mereka tak sadar beban mental yang ditanggung anak tersebut,” tegasnya. Dalam pandangannya, saat anak mengerti bahwa orangtua adalah ayah dan ibu, tiba-tiba mendapati orangtuanya pria semua atau wanita semua, “Ini bisa merusak psikis dan moral generasi masa depan,” ujarnya.

Ia mengimbau, agar penganut LGBT kembali pada perintah Allah agar tidak melakukan penyimpangan seksual, “LGBT oleh Kementerian Kesehatan dikategorikan penyakit mental, yang tidak disebabkan faktor biologis apalagi takdir. Pasti ada kejadian yang membuat seseorang menyimpang orientasi seksualnya,” ungkapnya. Jadi, kesempatan untuk disembuhkan memiliki peluang besar.

Check Also

Chriswanto Santoso Bersama Pembicara Lain dalam Tadarus Kebangsaan LPOI di Jakarta

Tadarus Kebangsaan, LDII Pertegas Komitmen Terhadap Pancasila

Jakarta (25/3) – Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso menegaskan tentang komitmen lembaganya terhadap …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *