Yogyakarta (11/7) – Hari raya Idul Adha selalu saja menjadi rekonstruksi masa lampau. Sejarah kehidupan figur figur agung para kekasih Allah SWT yaitu figur Nabi Ibrahim, figur sang anak Nabi Ismail dan figur sang ibu yang luar biasa yaitu Siti Hajar.
Prosesi yang mengharu biru sejarah umat manusia adalah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Ismail yang akhirnya diganti kambing oleh Allah. “Kisah tersebut menjadi teladan bagi kita semua sebagai bentuk kepatuhan kepada perintah Allah SWT,” ungkap Ketua DPD LDII Kota Yogyakarta H. Herman Suherman, S.H.
Menurutnya, ibadah kurban merupakan bentuk solidaritas sesama manusia, bisa membantu orang fakir dan miskin apalagi di tengah kondisi perekonomian karena imbas Covid-19. “Intinya, ketika kita melaksanakan perintah Allah itu jangan terlalu mengandalkan akal. Seperti Nabi Ibrahim yang meskipun diperintahkan untuk menyembelih anaknya tetap dilaksanakan, dan ternyata Allah menggantinya dengan kambing,” ujarnya.
Selain itu, jangan terlena dengan anak dan harta. Kisah tersebut menjadi hikmah dari Nabi Ibrahim yang saat itu sedang senang-senangnya dengan Ismail. “Beliau duji dengan ujian yang sangat berat,” imbuhnya.
Hikmah lainnya adalah bagaimana dialog Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang sangat baik dan santun antara bapak dan anak. “Selain itu, hikmah hari raya Idul Adha yang lainnya terkait dengan pengorbanan di berbagai aspek kehidupan,” kata Herman.
Sementara itu, Herman melaporkan jumlah hewan kurban PC dan PAC LDII se-Kota Jogja sebanyak 45 ekor sapi dan 60 ekor kambing. Daging kurban dibagikan kepada masyarakat di tingkat PC termasuk kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, kapolsek, koramil, MUI, kelurahan, kecamatan dan kodim.
Mg2 Alloh memberi barokah