Yogyakarta (9/9) – Merokok adalah hal yang sangat umum kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Baik muda maupun tua, banyak dari mereka yang menjadikan rokok sebagai bagian dari gaya hidupnya.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan, lebih dari 65% laki-laki di Indonesia adalah perokok aktif. Angka itu menunjukkan betapa banyaknya perokok di Indonesia.
Walaupun merokok sudah menjadi hal umum dan legal di masyarakat, ternyata ada sebuah kelompok yang warganya tidak ada satupun yang merokok. Kelompok itu adalah ormas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
LDII melarang seluruh pengurus dan warganya untuk mengonsumsi rokok. Sebab, rokok diklaim memberikan lebih banyak kerugian dibandingkan manfaatnya. Hal itulah yang menjadi dasar kenapa warga LDII tidak ada satupun yang merokok.
Merokok dianggap buang buang uang dan hanya merugikan kesehatan. Hal itupun berdasarkan fakta bahwa rokok memang mengandung zat-zat berbahaya di dalamnya apabila kita mengonsumsinya.
“Merokok pun juga dapat merugikan orang lain, karena bisa saja jika kita merokok, maka yang tidak merokok pun bisa terkena imbasnya. Daripada uangnya dipakai beli rokok setiap hari, mending uangnya dipakai untuk sedekah kepada yang kurang mampu,” ujar salah satu warga LDII.
Selain itu, LDII melarang warganya merokok sebagai upaya mencegah penggunaan narkoba. Pasalnya, jumlah remaja perokok di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Lebih dari itu, merokok bukan hanya merusak kesehatan, tetapi merokok juga memuluskan jalan menggunakan narkoba. “Boleh dikata, merokok adalah pintu menuju narkoba,” kata Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII dr. H. Muslim Tadjuddin Chalid, Sp. An-KAKV pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2021.
Menurut Penasehat Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) itu, nikotin dari tembakau memicu pelepasan dopamin yang membuat sesorang merasa bahagia.
“Saat efek dopamin menurun, perokok dikhawatirkan akan berpindah ke narkoba yang juga bersifat adiksi. Mereka akan menemukan sensasi yang lebih kuat dibanding merokok. Inilah yang kerap mengantar orang menggunakan narkoba,” paparnya.
Ia mengingatkan, narkoba dan psikotropika hanyalah kesenangan sesaat, bahaya bagi diri sendiri dan merugikan orang lain jauh lebih besar. Pecandu bisa mengalami sakit jiwa, bahkan kematian. Belum lagi tindak kriminal akibat kecanduan narkoba sangat merugikan orang lain.
Bahaya rokok, narkoba dan psikotropika diperkuat Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso. “Inilah pentingnya kesadaran kolektif untuk mencegah dan memerangi penyalahgunaan narkoba dan psikotropika. Sebab, cita-cita mengenai masa depan Indonesia yang maju sejahtera pada 2030 bisa buyar hanya karena narkoba,” ujarnya.
Mantappp, rokok tidak baik untuk kesehatan