
Yogyakarta (30/6) – Menyembelih hewan kurban merupakan ibadah yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam. Pasalnya, berkurban memiliki nilai ibadah yang tinggi, baik kesalehan individu maupun kesalehan sosial.
Secara individu, kurban merupakan wujud ketakwaan hamba kepada Allah. Tak ada amalan yang paling disukai Allah pada Idul Adha, selain menyembelih hewan kurban. “Jika seseorang ahli salat maka pahalanya diperuntukan untuk diri sendiri. Begitu pula dengan pahala orang yang berpuasa. Sementara kurban, selain ibadah privat juga bermanfaat bagi orang lain,” kata Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso, Rabu (28/6/2023) lalu.
Secara sosial, ketika seseorang itu berkurban, ada ibadah sosial yang dirasakan umat manusia sehingga memenuhi kriteria khoirunnas anfauhum linnas. “Hal ini menjadi motivasi khusus karena ibadah kurban bukan hanya sekedar melakukan penyembelihan saja,” ujar KH Chriswanto.
Menurutnya, pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Karena itu, pahala kurban akan lebih besar. Sekaligus bisa menjadi jariyah. “Berbagi dapat membangun hubungan yang positif, karena bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” ungkapnya.
Ia mengatakan, nilai positif yang terkandung dalam berkurban menjadi motivasi warga LDII. Mereka melihat, berkurban merupakan perintah langsung Allah dan Rasul, sekaligus memperkuat modal sosial untuk meraih manfaat yang lebih besar.

Mempraktikkan kesalehan sosial tersebut, DPW LDII DIY turut membagikan daging kurban kepada warga sekitar majelis taklim di bawah naungan LDII. Sesuai arahan Ketum DPP LDII, daging kurban dibagikan dengan menerapkan wawasan lingkungan. Pembungkus yang digunakan diupayakan berasal dari bahan-bahan yang ramah lingkungan, karena gerakan lingkungan hidup merupakan program prioritas LDII.
One comment
Pingback: Bedah Buku “Nilai-nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII” Terbitan Deepublish - DPW LDII DIY