Sleman (26/11) – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi DIY, Kusno Wibowo, S.T., M.Si., menandatangani Prasasti 313 Kelompok Sedekah Sampah Berbasis Masjid. Program ini diinisiasi Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penandatanganan prasasti merupakan serangkaian dari beberapa kegiatan yang sudah dilakukan LDII DIY dalam rangka mewujudkan salah satu dari 8 program pengabdian LDII untuk bangsa yaitu di bidang ketahanan pangan dan lingkungan.
Penandatanganan prasasti ini juga sebagai bentuk legitimasi aksi nyata LDII Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap masalah sampah yang menjadi isu di beberapa wilayah khususnya di wilayah DIY. Selain itu juga sebagai tindak lanjut Program ‘Kyai Peduli Sampah’, yakni program amal saleh (amal kebajikan) untuk mewujudkan minim sampah (zero waste) dan sebagai upaya sedekah dalam bentuk sampah agar menjadi jariah.
Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU. Ketua DPW LDII DIY menuturkan pada pembukaan Rakerwil bahwa LDII DIY memiliki program pada bidang lingkungan hidup. Yakni “Kyai Peduli Sampah” sebagai upaya LDII dalam rangka membantu Pemda DIY memberi solusi dan menyelesaikan jogja darurat sampah tetapi dimulai dari yang lebih sederhana yaitu dari masjid.
“Sehingga menjadi kelompok sedekah sampah berbasis masjid. Dari sampah tersebut kami kumpulkan, alhamdulillah bisa membantu air di daerah gunungkidul yang sedang mengalami kekeringan,” jelasnya.
Selain Program Kyai Peduli Sampah, bulan September lalu DPW LDII DIY juga menggelar program “Sedekah Sampah Akbar”. Program ini secara serentak dilakukan di seluruh wilayah DIY, yaitu sampai ke tingkat PC dan PAC LDII se-DIY.
“Selain sebagai upaya untuk mengatasi darurat sampah serta mengurangi kiriman sampah ke TPA, juga untuk mengubah persepsi sampah dari sesuatu yang kadang dianggap belum bernilai menjadi sesuatu yang punya nilai dan bisa menjadi sumber penghasilan,” kata Atus.
Beberapa program lain DPW LDII DIY terkait ketahanan pangan dan lingkungan khususnya di bidang pengelolaan sampah, di antaranya, Dari Sampah Menjadi Jariyah, Dai Program Kampung Iklim, Program Kampung Iklim (Proklim) yang ada di Sangurejo, Turi, Sleman, Jugangan Ing Omah (Jungangin Om) dan ecoprint.
“Pada Rakernas LDII 2023 dan Rakerwil hari ini pengurus DPW memakai ecoprint sebagai wujud nyata kepedulian kami terhadap lingkungan, dari sampah dedaunan ternyata bisa bernilai ekonomi dan menumbuhkan kreativitas,” jelas Atus.
Sementara Kusno Wibowo memberikan apresiasi kepada LDII DIY yang sudah berkontribusi nyata membantu masalah lingkungan khususnya yang ada di Yogyakarta. ”LDII sudah berkontribusi nyata untuk masalah lingkungan, semoga kedepannya bisa bersinergi untuk menangani masalah lingkungan. Dari Dinas Lingkungan Hidup juga mempunyai Program Jogja Hijau yang dilaksanakan sampai tingkat kelurahan,” pungkasnya.