Yogyakarta (30/5) – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menerima kunjungan silaturrahim cendekiawan muslim Nahdlatul Ulama (NU) Dr. Ahmad Ali MD, MA yang juga Dosen Universitas Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ). Kunjungannya ke Kota Yogyakarta dalam rangka riset dan observasi penulisan buku yang ke-2 berjudul “Model, Corak dan Sistem Pendidikan di LDII dalam Platform Profesional Religius”.
Setibanya di Kota Yogyakarta pada Rabu (29/5/2024) sore, Dr. Ahmad Ali kemudian menyambangi Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Arroyyaan-Baitul Hamdi di Jalan Sidobali, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Kepada para santri, Dr. Ahmad Ali memberikan tips bagaimana menjadi mahasiswa yang sukses dan tuntas dalam menyelesaikan studinya. “Salah satu caranya adalah sungguh-sungguh dan latihan terus menerus,” ujarnya.
Ia kemudian melanjutkan silaturrahim dengan Ketua DPW LDII Papua periode 2005-2020, Drs. Winoto, M.Pd. di kediamannya Condongcatur, Sleman. Turut hadir mendampingi anggota Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII, Dwi Pramono, Lc., M.Si., Ketua DPW LDII DIY, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU., dan anggota Biro Pendidikan Keagamaan dan Dakwah, Endri Sulistyo.
Winoto diketahui pernah menjabat ketua selama tiga periode, sejak dari Provinsi Papua hingga menjadi 6 provinsi. Pada kesempatan itu, Dr. Ahmad Ali mendapat banyak cerita mengenai sejarah perkembangan LDII di Pulau Papua, termasuk mediasi perdamaian oleh LDII dalam kasus Pemimpin Laskar Jihad, Ja’far Umar Thalib dengan umat Kristen. Winoto mengungkapkan pengajian LDII Provinsi Papua telah ada sejak 1978 di Kabupaten Wamena yang merupakan daerah terpencil di pegunungan, sehingga pengajian LDII di Kota Jayapura diperkirakan lebih awal lagi.
“Saking serunya tak terasa waktu menunjukkan pukul 23.00,” kata Ketua DPW LDII DIY Atus Syahbudin. Menurut Atus, LDII DIY benar-benar mensyukuri hasil pemikiran dan penelitian Dr. Ahmad Ali mengenai LDII. Dr. Ali memotret LDII dari persepektif yang berbeda sehingga nampak nilai-nilai kebajikan LDII. Di samping itu, kebaikan ini sudah didasari data nyata dan terkini dari lapangan dengan metode yang sahih dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Mari kini saatnya untuk saling bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Keunggulan yang dimiliki oleh setiap ormas, bahkan setiap warga negara seyogyanya bersatu dan tidak mudah diadu domba,” pungkas Atus yang juga Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Adapun tokoh lain yang dikunjungi adalah Ketua Komisi Dakwah dan Bina SDM MUI DIY, Drs. Syaifuddin Jufri, MA. Dosen PTIQ ini mengungkapkan maksud dan tujuannya untuk silaturrahim dan sedang melakukan riset tentang LDII, ia pun berkunjung ke daerah-daerah untuk mengetahui dinamika LDII di berbagai daerah. Guna mendukung risetnya, ia mewawancara KH. Syaifuddin bagaimana perkembangan LDII khususnya di DIY.
Diketahui, Dr. Ahmad Ali menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang Jawa Timur. Kemudian menyelesaikan pendidikan S2 dan S3 di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia memulai riset tentang LDII tahun 2021 sampai 2022 dan buku pertamanya diterbitkan pada Juni 2023 lalu, berjudul “Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII, dari Amal Saleh hingga Kemandirian, Menggali dan Mengkreasikan Hikmah dalam Kehidupan”. Dalam penulisan buku keduanya ini, sebelumnya ia telah mengunjungi LDII di berbagai daerah seperti Aceh, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah dan kini DIY.